Senin, 22 September 2014

Teknik Dasar Fotografi



Fotografi telah menjadi kebutuhan penting dalam mengabadikan moment-moment terpenting dalam hidup, teknologi ini juga semakin bertambah baik seiring perkembangan zaman. Salah satu alat fotografi adalah kamera. DSLR telah menjadi kamera penting dalam fotografi, walau masih dapat menggunakan kamera biasa lainnya, tentu hasil tidak seindah penggunaan kamera DSLR.
Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar dapat menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya berbeda-beda bagi setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang dapat dijadikan acuan. Foto yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus) dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.
Berikut adalah Teknik Dasar yang biasa digunakan dalam pemotretan menggunakan Kamera DSLR.


1.  Hyperfocal focus adalah sebagian teknik untuk mempertajam gambar di samping memilih f yg kecil atau yg biasa kita sebut Hukum DOF (Depth of Field).

Teorinya:
photographs yg memerlukan ketajaman gambar yg baik ( di landscape contoh utamanya).
Hukumnya untuk mendapatkannya adalah:
The best approach is not to focus on infinity. but to focus on nearer point, placed so called hyperfocal distance.
This setting gives maximum possible DOF.

2. Selective Focus adalah Teknik fotografi yang membuyarkan objek pada foto. Ada yang disebut objek depan dan objek belakang. Pada selektif fokus, foto akan mem-blur-kan objek depan atau objek belakang. Jika kedua objek blur maka foto dikatakan blur. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatur fokus secara manual dan objek depan harus dekat dengan lensa kamera.

3. Panning  adalah cara lain untuk memberikan kesan gerak pada foto. Ketika melakukan panning, Anda mengikuti subjek selama eksposure. Jika terlaksana dengan baik, hasilnya menjadikan subjek menjadi relatif lebih tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur. Jarang dihasilkan subjek yang sepenuhnya tajam. Namun, beberapa bagian subjek yang mengalami blur justru memperkuat kesan gerak dari foto. Teknik panning digunakan ketika Anda menginginkan kesan bergerak pada subjek tidak hilang. Pemotretan panning harus terencana.


Minggu, 21 September 2014

Tips membeli lensa

Tips membeli lensa
  • Foto yang paling sering kita ambil, atau
  • Tuntutan pekerjaan


Dari pemahaman mengenai kategori foto ini, kita dapat menentukan kriteria dari lensa yang kita perlukan. Supaya lebih mudah dimengerti, contohnya sebagai berikut:

  • Paparazzi dan wartawan olahraga sering mengambil foto dari jarak jauh dan perlu kecepatan respon agar tidak ketinggalan momen, jadi perlu lensa tele dengan fokus jauh (di atas 200 mm) yang dilengkapi image stabilizer & motor ultrasonik
  • Foto produk dalam studio dengan penerangan terbatas, perlu lensa dengan jarak fokus pendek (antara 18 sampai 50 mm), bisa memotret dari jarak dekat (makro) dan aperture lebar
  • Foto panggung/ show memerlukan lensa yang mampu memotret dalam kondisi low-light (aperture lebar/ fast lens), respon cepat (motor ultrasonik atau sejenisnya), dan fokus jauh (200 mm atau lebih)
  • Untuk foto jurnalistik, travelling, human interest, yang diperlukan adalah fleksibilitas & kejelian menangkap momen. Lensa vario dengan range lebar (sapujagad) dan bobotyang ringan paling cocok untuk memenuhi keperluan ini, misalnya 18-135 mm atau 18-200 mm

Teknik Panning dalam Fotografi


Panning adalah cara lain untuk memberikan kesan gerak pada foto. Ketika melakukan panning, Anda mengikuti subjek selama eksposure. Jika terlaksana dengan baik, hasilnya menjadikan subjek menjadi relatif lebih tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur. Jarang dihasilkan subjek yang sepenuhnya tajam. Namun, beberapa bagian subjek yang mengalami blur justru memperkuat kesan gerak dari foto.
Teknik Panning dalam Fotografi
Teknik panning digunakan ketika Anda menginginkan kesan bergerak pada subjek tidak hilang. Pemotretan panning harus terencana. Ambillah subjek yang terpisah cukup baik dari background. Cobalah temukan background yang memiliki warna cerah atau berciri jelas yang akan menghasilkan pola menarik dari warna-warna yang diblur. Pada saat pemotretan, waktu yang tepat dan halusnya gerakan kamera merupakan faktor yang sangat penting. Awali mengikuti subjek sebelum melepas rana, lepaskan rana, lakukan terus hingga terdengar suara klik rana menutup kembali. Putar seluruh badan saat mengikuti gerakan subjek, jangan melakukan hanya dengan menggerakkan kepala dan bahu saja. Panning membutuhkan kemampuan praktek, terkadang fotografer profesional pun tidak selalu berhasil dalam setiap jepretannya.
Panning menggunakan rana berkecepatan rendah, biasanya 1/15 atau 1/30. Penggunaan kecepatan rana lebih rendah membutuhkan tripod untuk mencegah timbulnya gerakan vertikal kamera yang tidak
diinginkan. Untuk mencegah overexposure dengan kecepatan rana rendah pada cuaca terang, gunakan film berkecepatan rendah.